WahanaNews.co, Jakarta - Aksi super nekat seorang wanita Brasil yang membawa mayat pamannya pakai kursi roda ke bank untuk menandatangani pengajuan utang, viral di media sosial.
Wanita tersebut akhirnya diamankan dan ditahan oleh pihak kepolisian.
Baca Juga:
Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Dorong Sinergi Ekonomi Dua Negara
Erika de Souza Vieira Nunes (42 tahun) mendorong jenazah Roberto Braga (68 tahun) di kursi roda ke salah satu cabang bank di lingkungan Bangu, Rio de Janeiro, pada hari Selasa di mana insiden yang keterlaluan itu terjadi.
Nunes terlihat dalam rekaman viral yang mengejutkan, pertama kali ditayangkan oleh TV Globo—saluran televisi Brasil—berdiri di meja teller di samping jenazah Braga.
Dia meminta pamannya untuk menandatangani dokumen keuangan yang memungkinkannya mengambil pinjaman sebesar 7.000 reais.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Energi Terbarukan
“Paman, apakah Anda mendengarkan? Anda harus menandatangani [kontrak pinjaman],” kata Nunes dalam video tersebut, sambil menyodorkan pena di antara jari-jarinya yang lemas dan memerintahkan dia untuk memegangnya dengan keras.
“Jika Anda tidak menandatangani, tidak mungkin, karena saya tidak dapat menandatangani untukmu, Paman. Ayolah tanda tangani, agar Paman tidak membuat saya sakit kepala lagi, saya sudah tak tahan nih,” katanya.
Seorang pegawai bank yang merasa iba berkata, “Saya rasa ini tidak betul. Dia kelihatannya tidak sehat. Dia sangat pucat.”
Nunes menampik kekhawatirannya.
“Dia memang seperti itu,” katanya. “Dia tidak mengatakan apa pun, dan memang sulit berkata-kata. Paman, apakah ingin masuk [rumah sakit] lagi?”
Pegawai bank yang curiga mulai merekam kejadian tersebut sebelum akhirnya memanggil ambulans.
Parademis kemudian mengonfirmasi bahwa Braga telah meninggal sebelum dia didorong masuk ke bank, dan polisi akhirnya menangkap Nunes.
“Dia (Nunes) mencoba berpura-pura agar dia (Braga) menandatangani pinjaman tersebut,” kata kepala polisi Rio de Janeiro Fábio Luis Souza kepada TV Globo. “Dia (Braga) sudah meninggal sebelum memasuki bank.”
“Polisi akan melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi anggota keluarga lainnya, dan untuk mengetahui apakah dia masih hidup ketika pinjaman itu diatur dan kapan tanggalnya,” paparnya.
Nunes menghadapi tuduhan pencurian melalui penipuan, atau penggelapan, dan penyalahgunaan mayat.
Polisi memberikan update terbaru kepada G1 pada hari Rabu, menyatakan bahwa tanda-tanda mayat yang terlihat di belakang kepala Braga menunjukkan bahwa dia telah meninggal sekitar dua jam sebelumnya.
“Tidak mungkin untuk menentukan dengan pasti waktu kematian,” ujar Souza.
“Paramedis yang menemukan [mayat] melaporkan adanya [livor mortis]. Ini hanya terjadi setelah kematian, tetapi baru terlihat sekitar dua jam setelah kematian.”
Kejadian ini terjadi ketika muncul rekaman baru yang menunjukkan Nunes mendorong jenazah di sekitar pusat perbelanjaan sebelum mendorongnya ke bank.
Polisi menyatakan bahwa mereka juga sedang mencari pengemudi layanan aplikasi perjalanan yang mengantar Nunes bersama pamannya yang sudah meninggal.
Nunes telah diinterogasi oleh polisi pada Rabu pagi. Dia mengklaim bahwa Braga baru meninggal saat masih duduk di kursi roda di bank, namun klaim ini diragukan oleh polisi.
“Dalam 22 tahun karier saya, saya belum pernah melihat cerita seperti ini,” kata Souza.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]