Influencer yang dijuluki "Kim Kardashian dari China" ini mengklaim bahwa dia memiliki tujuh properti di Beijing, ibu kota China.
Ia juga flexing bahwa ia tidak pernah meninggalkan rumah dengan pakaian yang bernilai kurang dari 10 juta yuan (sekitar Rp22,5 miliar).
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Konten flexing yang ia buat biasanya menunjukkan asistennya, tas mewah Hermes, hingga mobil sport mahal yang dibelinya.
Namun, sejak kampanye "Bright and Clear", akun Douyin Wang tidak dapat diakses oleh 4,3 juta pengikutnya. Jika dilakukan pencarian, muncul notifikasi bahwa akun tersebut diblokir dengan alasan "pelanggaran pedoman komunitas Douyin”.
Akun Douyin influencer online lain yang memposting konten serupa, seperti Bo Gongzi, dengan 2,9 juta pengikut, dan Baoyu Jiajie (Abalone Sister), dengan 2,3 juta pengikut, juga diblokir.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
“Saat materialisme mulai menyebar, hal ini dapat memberikan pengaruh buruk pada remaja... Oleh karena itu, tren kemewahan di internet (flexing) perlu dihentikan,” tulis Beijing News, seperti dilansir Financial Times.
Ini bukan pertama kalinya pemerintah China berusaha mengawasi perilaku di internet untuk memberantas tren sosial yang dianggap dapat merusak.
Pada 2022, pemerintah mengeluarkan 'kode etik' yang melarang penyiar siaran langsung untuk “menampilkan atau mengiklankan sejumlah besar barang mewah, perhiasan, uang tunai, dan aset lainnya.