Chengdu J-10CE sendiri bukan pesawat tempur sembarangan.
Jet ini adalah versi ekspor dari J-10C, tulang punggung kekuatan udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF).
Baca Juga:
Pemkab Dairi Gelar Upacara Malam Renungan Suci
Dikenal sebagai pesawat generasi 4,5, J-10CE dirancang untuk menjadi penantang tangguh jet-jet tempur Barat seperti F-16 dan Saab Gripen.
Dengan desain aerodinamis sayap delta dan kanard, J-10CE memiliki kelincahan yang luar biasa dalam duel udara.
Ia mampu melesat hingga Mach 1,8 berkat mesin turbofan WS-10B buatan dalam negeri, atau opsi AL-31FN dari Rusia.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Puji PLN Usai Tindak Tegas Oknum Staf yang Manipulasi Nota Pembayaran Tambah Daya
Strukturnya dilapisi material komposit ringan yang tak hanya menurunkan bobot tetapi juga menyulitkan deteksi radar, memberi keunggulan semi-siluman yang tak dimiliki banyak jet sekelasnya.
Namun daya gempur sejatinya terletak pada jantung digitalnya: radar AESA mutakhir yang diduga varian dari KLJ-10.
Radar ini sanggup mendeteksi dan melacak beberapa target sekaligus hingga jarak 170 km. Ditambah sensor inframerah IRST, J-10CE bisa berburu target dalam mode senyap, tanpa perlu memancarkan sinyal radar.