WahanaNews.co | Pemungutan suara pemilihan anggota parlemen Irak yang dilaksanakan beberapa bulan lebih cepat dari jadwal semula, telah tuntas.
Penyelenggaraan pemilu ini sebagai tanggapan atas pemberontakan rakyat melawan korupsi dan salah urus negara, seperti dilansir Associated Press, Minggu (10/10/2021).
Baca Juga:
Kelompok Proksi Iran Serang Israel, Bom Target Penting
Pemungutan suara ditandai dengan boikot banyak aktivis muda yang memadati jalan-jalan pada akhir 2019, dan berbagai laporan rendahnya jumlah pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara.
Puluhan ribu orang mengambil bagian dalam gelombang unjuk rasa yang disambut bengis oleh pasukan keamanan yang menembakkan peluru tajam dan gas air mata. Lebih dari 600 orang tewas dan ribuan terluka hanya dalam beberapa bulan.
Meskipun pihak berwenang menyerah dan menyatakan akan melakukan pemilihan umum lebih awal, jumlah korban tewas dan tindakan keras aparat keamanan, serta serangkaian pembunuhan yang ditargetkan, mendorong banyak orang yang mengambil bagian dalam protes untuk kemudian menyerukan boikot pemilihan umum.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Hasil awal penghitungan suara diharapkan muncul 48 jam ke depan, menurut badan independen yang mengawasi pemilihan umum Irak.
Salah seorang pemimpin faksi syiah yang sangat kuat di Irak, Muqtada al-Sadr, usai memberikan suara pada pemilihan umum Irak hari Minggu, 10 Oktober 2021.
Salah seorang pemimpin faksi syiah yang sangat kuat di Irak, Muqtada al-Sadr, usai memberikan suara pada pemilihan umum Irak hari Minggu, 10 Oktober 2021. (Sumber: AP Photo/Anmar Khalil)