WahanaNews.co | Jenderal Philip Breedlove, yang menjabat sebagai komandan sekutu tertinggi NATO untuk Eropa dari 2013-2016, mendesak Ukraina untuk mengebom Jembatan Krimea.
Hal itu diklaim sebagai “target yang sah”.
Baca Juga:
NATO Buka Pintu Normalisasi dengan Rusia, Tapi Ada Syarat
Sejak awal operasi militer Rusia pada Februari, Ukraina telah beberapa kali mengancam akan menargetkan Jembatan Krimea (atau juga disebut sebagai Jembatan Kerch), yang menghubungkan semenanjung ke daratan Rusia.
“Sama sekali tidak mengejutkan saya bahwa Rusia mengkhawatirkan Jembatan Kerch. Ini sangat penting bagi mereka. Sekarang Barat telah memberi Ukraina rudal Harpoon (dengan jangkauan hingga 200 mil), saya pikir Rusia memiliki banyak alasan untuk khawatir tentang Ukraina yang meluncurkan serangan di jembatan itu,” kata Breedlove, dikutip dari Sputnik News, Sabtu (9/7/2022).
Breedlove mengatakan, dia tidak mengerti pada mereka yang menentang “tindakan agresif seperti itu”.
Baca Juga:
Perancis dan Jerman Dorong Kemandirian, tapi Persenjataan NATO Masih Bergantung ke AS
“Saya mendengar banyak orang bertanya apakah tepat bagi Ukraina untuk mengambil tindakan agresif seperti itu dan apakah Barat akan mendukungnya, tetapi saya tidak dapat memahami argumen itu. Rusia telah menginvasi Ukraina dan telah meluncurkan serangan tidak hanya dari dalam Ukraina tetapi juga dari Rusia, Belarusia, Krimea dan Laut Hitam,” tegasnya.
Baik Moskow maupun Minsk telah membantah keterlibatan Belarus dalam operasi militer Rusia di Ukraina.