“Kalau di masa lalu ada pihak asing yang menyampaikan minat secara informal, itu pun tidak mungkin dikabulkan. Pemerintah kita, baik rezim saat ini maupun sebelumnya, saya kira masih konsisten dalam urusan kedaulatan dan menolak kehadiran militer asing,” tegasnya lagi.
Fahmi menyebut bahwa letak geografis Biak memang sangat strategis. Pulau ini menghadap langsung ke Samudra Pasifik dan dekat dengan jalur pertahanan serta orbit satelit penting dunia.
Baca Juga:
Jokowi: Komunikasi Intensif Pemerintah terkait Geopolitik di Timur Tengah
“Justru karena posisinya strategis itulah pemerintah sangat berhati-hati,” jelasnya.
Lanud Manuhua dan Perannya dalam Pertahanan Nasional
Lanud Manuhua berada di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dan berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.
Baca Juga:
Jika Terpilih Jadi Presiden, Prabowo Bakal Jalankan Politik Tetangga Baik
Nama Manuhua diambil dari Mayor Udara (Anumerta) Lambertus Manuhua, pahlawan Trikora yang gugur dalam Operasi Serigala ketika Indonesia berjuang merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, nama Manuhua diabadikan melalui Keputusan Panglima AU Nomor 23 Tahun 1969. Sebelumnya, pangkalan ini bernama Lanud Boruku.
Status Lanud Manuhua meningkat dari tipe C menjadi tipe B pada 30 November 2012 berdasarkan keputusan Kepala Staf TNI AU.