“Sebagaimana yang sudah disampaikan Ibu Menlu (Retno Marsudi), yang diperlukan saat ini adalah semua pihak menahan diri, mengedepankan diplomasi dan menghindari terjadinya eskalasi,” kata Judha.
“Pihak-pihak terkait termasuk AS, NATO, OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa) dan para pemimpin Eropa masih terus menjalin komunikasi untuk menemukan solusi damai. Diharapkan penyelesaian melalui meja perundingan dapat segera disepakati,” ujarnya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pada Sabtu (12/2), Presiden Vladimir Putin disebut bertelepon dengan Presiden Joe Biden terkait situasi Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macon telah terbang ke Moskow lalu Kyiv untuk mendiskusikan resolusi konflik.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pun dilaporkan sudah bertolak ke Kyiv dan Moskow untuk menemui masing-masing negara. Scholz dijadwalkan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (14/2) dan Putin sehari berikutnya.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Prancis dan Jerman sendiri pernah memediasi konflik Rusia-Ukraina pada 2015 lalu. Mediasi itu membuahkan Persetujuan Minsk yang mengakhiri konflik terbuka di timur Ukraina.
Pada tengah pekan lalu, Menlu Retno pun berbicara melalui sambungan telepon dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov. Menurut Kemlu, inti pembicaraan pada 9 Februari itu mengenai hubungan bilateral kedua negara.
Perkembangan situasi Eropa Timur disinggung dalam pembicaraan. Ketika ditanya apakah Menlu Retno menyinggung nasib WNI di Ukraina, Judha enggan menjawab secara detail.