Utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya menuduh Washington dan sekutunya memprovokasi dengan ancaman perang walaupun Moskow berulangkali membantahnya.
“Pembicaraan tentang ancaman perang itu provokatif. Kamu (AS) hampir memintanya sendiri. Kamu ingin itu terjadi,” kata Nebenzya dalam pertemuan itu sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Kemudian, kunjungan pemimpin Prancis dan Inggris Raya ke Moskow juga urung membuahkan hasil berarti. Usai bertemu dengan Macron, Putin disebut belum bisa mencapai kesepakatan soal deeskalasi konflik.
“Dalam situasi sekarang ini, Moskow dan Paris belum bisa mencapai kesepakatan apa pun,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada 8 Februari lalu.
Sehari kemudian, pertemuan Menteri Luar Negeri Inggris Raya Elizabeth Truss dan Menlu Rusia Sergey Lavrov juga tak membuahkan hasil.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Lavrov bahkan mendeskiprsikan pertemuan itu sebagai “percakapan antara orang bisu dan orang tuli.”
Sejauh ini, Barat mengancam sanksi berat apabila Rusia nekat menyerang Ukraina. Di lain sisi, kekuatan militer NATO di Eropa Timur juga ditambah dengan pengerahan pasukan.
Pada Sabtu (12/2), Presiden AS Joe Biden kembali menekankan ancaman sanksi ketika berbicara dengan Putin melalui konferensi video.