WahanaNews.co | Rusia dan Ukraina terlibat konflik sejak 2014 atau sejak pemimpin Kiev pro-Moskow digulingkan. Sekarang ini, kedua negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet ini berada di ambang perang.
Amerika Serikat (AS), yang pro-Kiev, menuduh Moskow telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentaranya di perbatasan Rusia dengan Ukraina dan di Crimea—wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia—dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Ini telah memicu ketakutan di Kiev dan Barat bahwa Kremlin dapat memulai perang baru dengan tetangganya.
Awal bulan ini, seorang ahli militer terkemuka Ukraina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina pada awal Januari, melepaskan perang “singkat dan menang”.
Namun Rusia membantah sedang merencanakan invasi. Moskow mengatakan pihaknya berhak memindahkan pasukan ke mana pun di wilayahnya sendiri dan tindakannya bersifat defensif.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Para pejabat Moskow, termasuk Presiden Vladimir Putin, telah memperingatkan NATO agar tidak melakukan ekspansi ke arah Eropa timur atau di dekat Rusia.
Lantas, apa inti dari konflik yang sudah berlangsung lebih dari tujuh tahun ini?
Apa yang sekarang disebut Ukraina, Rusia, dan negara tetangga; Belarusia, lahir di tepi Sungai Dnieper, hampir 1.200 tahun yang lalu di Kievan Rus, negara adidaya abad pertengahan yang mencakup sebagian besar Eropa Timur.