Matar diketahui lahir di Amerika Serikat dari orang tua imigran asal Yaroun, sebuah daerah di selatan Lebanon. Hal itu dikonfirmasi kepala desa setempat, Ali Tehfe, kepada AP.
Di daerah tersebut, terdapat panji-panji dari kelompok militan Syiah yang mendapat dukungan dari Hizbullah.
Baca Juga:
Annie Ernaux Dinobatkan Sebagai Pemenang Nobel Sastra 2022
Panji-panji tersebut juga menggambarkan sejumlah pemimpin dari Hizbullah, seperti Hassan Nasrallah, Khameinei, Khomeini, dan Jenderal Iran, Qassem Soleimani.
Sementara itu, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Khomeini juga sempat mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie pada 1989.
Fatwa itu muncul setelah Salman Rushdie merilis novel The Satanic Verses alias Ayat Ayat Setan (1988) yang dianggap melecehkan umat muslim dan menghina Nabi Muhammad.
Baca Juga:
Iran Bantah Pihaknya Terlibat Penikaman Salman Rushdie
Buku tersebut berisi soal kejadian di mana Nabi Muhammad telah keliru mengira ayat-ayat yang dibisikkan setan sebagai wahyu.
Salman Rushdie sebelumnya mendapatkan serangan hingga ditikam berkali-kali saat akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di the Chautauqua Institution, New York, pada Jumat (12/8) waktu Amerika Serikat.
Rushdie tercatat mendapatkan 15 luka tikaman di leher, lengan, hingga mata. Bahkan disebut ia berpeluang buta akibat serangan yang diduga dilakukan oleh Hadi Matar.