Sementara itu, Najib Mikati, yang menjabat sebagai Perdana Menteri sementara Lebanon, mengutuk serangan tersebut sebagai "kejahatan baru Israel." Ia dengan tegas menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan upaya untuk melibatkan Lebanon dalam konflik perang.
Mikati telah meminta Menteri Luar Negeri untuk mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB, merujuk pada serangan tersebut sebagai pelanggaran baru terhadap kedaulatan Lebanon yang dilakukan oleh Israel.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Reaksi Israel terhadap peristiwa ini juga mendapatkan tanggapan baru dari Kementerian Luar Negeri Iran, yang merupakan pendukung utama Hamas dan Hizbullah.
Juru bicara Nasser Kanaani menyatakan bahwa pembunuhan Arouri "tanpa ragu akan memicu gelombang perlawanan dan semangat untuk melawan penjajah Zionis" tidak hanya di Palestina, tetapi juga di seluruh dunia.
Reaksi Hizbullah
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, juga memberikan respons terhadap situasi tersebut.
Ia memperingatkan Israel untuk tidak melakukan pembunuhan di wilayah Lebanon dan bersumpah akan memberikan "reaksi keras" sebagai tanggapannya.
Dalam pernyataan resmi, Hizbullah menambahkan bahwa mereka menganggap pembunuhan Saleh al-Arouri dan rekan-rekannya di jantung Dahiyeh Beirut sebagai tindakan agresi yang berbahaya terhadap Lebanon dan rakyatnya, serta melanggar keamanan, kedaulatan, dan perlawanannya.