WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan yang sebelumnya hanya terjadi di udara kini menjalar ke jantung kehidupan warga sipil.
Serangan balasan Iran terhadap Israel meletus dalam bentuk gelombang rudal yang membuat langit Israel menyala dan jutaan penduduk terjebak dalam ketakutan mendalam.
Baca Juga:
Iran Tak Lagi Percaya Diplomasi! Serangan Israel Justru Satukan Rakyat Iran
Magen David Adom, layanan darurat medis nasional Israel, melaporkan bahwa tiga orang tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka akibat serangan rudal besar-besaran tersebut.
Sirene meraung-raung di seluruh penjuru negeri. Warga sipil berlarian menuju ruang-ruang aman dan tempat perlindungan bawah tanah ketika ratusan rudal ditembakkan Iran sebagai balasan atas serangan Israel yang sebelumnya menewaskan beberapa jenderal dan ilmuwan nuklir penting Teheran.
Meski militer Israel (IDF) mengklaim berhasil mencegat sebagian besar rudal yang masuk, klaim itu tak cukup meredakan kepanikan masyarakat. Suasana penuh kecemasan tetap menyelimuti seluruh negeri.
Baca Juga:
Rudal Terbang Tanpa Henti: Israel Gempur Ladang Gas Iran, Teheran Ancam Tutup Selat Hormuz
“Kami menutup pintu, mulai menonton berita melalui komputer, dan tiba-tiba terdengar ledakan yang sangat keras, seluruh bangunan bergetar,” kata Tali Horesh, seorang warga yang tinggal di gedung bertingkat di Tel Aviv.
Ia menuturkan bagaimana detektor asap menyala dan keluarganya kembali berlari menuju ruang aman. Mereka harus tinggal di sana selama dua jam hingga tim penyelamat datang.
“Di lantai bawah, kerusakannya sangat parah. Air mengalir, pintu-pintu terlempar ke samping, semuanya berantakan, lobi hancur total,” ungkap Horesh, mengenang momen mencekam itu.
Tim penyelamat dari berbagai satuan, termasuk ratusan prajurit Komando Front Dalam Negeri IDF, pemadam kebakaran, polisi, tenaga medis, teknisi, serta anjing pelacak, menyisir lokasi selama berjam-jam untuk memastikan tak ada korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Presiden Israel Isaac Herzog angkat suara dalam pidato publik yang ditujukan untuk menenangkan sekaligus menyemangati rakyatnya.
“Saat ini adalah masa sulit dan penuh tantangan, dipenuhi ketidakpastian dan kekhawatiran, bahkan kecemasan. Kita semua mengkhawatirkan orang-orang yang kita cintai di mana pun mereka berada,” ujar Herzog.
Namun di balik ketakutan itu, Herzog menekankan pentingnya solidaritas nasional.
“Betapa momen-momen ini memunculkan tanggung jawab bersama Israel yang terbaik dari kita. Kita berada di masa ujian bagi bangsa kita,” ujarnya.
“Kita berdiri dengan keberanian dan terus-menerus menunjukkan ketahanan yang tak tertandingi,” tutup sang presiden penuh keyakinan.
Situasi yang memburuk ini memicu kekhawatiran internasional akan meletusnya perang skala penuh di Timur Tengah, dengan dampak kemanusiaan yang bisa menjalar jauh melampaui batas wilayah konflik.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]