"Unit-unit ini tidak dapat beroperasi tanpa pasokan listrik," katanya. "Kami sangat membutuhkan bahan bakar agar unit-unit kritis ini dapat terus berfungsi. Nyawa ribuan pasien berada dalam ancaman serius. Situasi ini dianggap sebagai kejahatan perang."
Abu Salmiya menutukan, ribuan warga Palestina yang berlindung di rumah sakit sama sekali tak punya akses ke air bersih maupun makanan. Mereka juga merasa waswas jika sewaktu-waktu rudal Israel menggempur rumah sakit.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu Hadiri Pelepasan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Lebih lanjut, Abu Salmiya membantah tudingan Israel bahwa Al Shifa memberikan perlindungan bagi pusat komando Hamas.
“Itu tuduhan ngawur, suatu kebohongan,” kata Abu Salmiya. “Ini rumah sakit sipil. Kami melayani lebih dari 1,5 juta warga Gaza.”
“Tentara Israel sebetulnya sudah tahu bahwa ini area aman. Mereka yakin bahwa tak ada pusat komando atau terowongan bawah tanah di bawah rumah sakit.”
Baca Juga:
Warga Israel Ramai-Ramai Daftar Jadi Kewarganegaraan Portugal, Ada Apa?
Pekerja-pekerja PBB, organisasi internasional, sambungnya, sudah keluar masuk dan menjelajahi rumah sakit ini. Mereka sudah menyakini tahu ini betul-betul rumah sakit sipil yang melayani para korban dan pasien.
"Lebih dari dua minggu yang lalu, kami mengundang perwakilan media dari seluruh dunia untuk mengunjungi, menjelajahi, dan menyelidiki rumah sakit dari segala sudut, dengan tujuan membuktikan bahwa Israel sedang menyebarkan kebohongan dan tuduhan yang tidak berdasar," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.