WahanaNews.co | Kekacauan melanda di ibu kota Brasil, pada Minggu (8/1/2023). Serangan tersebut dilancarkan massa ke pusat kekuasaan negara itu.
Kekacauan terjadi setelah lautan pengunjuk rasa yang mengenakan bendera hijau dan kuning membanjiri Lapangan Tiga Kekuatan Brasilia.
Baca Juga:
Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Dorong Sinergi Ekonomi Dua Negara
Mereka lalu menyerbu Kongres, menghancurkan gedung Mahkamah Agung dan menaiki tanjakan menuju istana presiden Planalto.
Kerumunan massa anarkis tersebut adalah pendukung presiden sebelumnya, Jair Bolsonaro. Pendukung garis keras itu menyerukan intervensi militer untuk menghentikan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengambil kekuasaan.
Lula sendiri memang memenangkan Pemilu 30 Oktober. Namun pengunjuk rasa berdalih, Lula yang memenangkan putaran kedua dengan skor tipis 50,9% melawan 49,1 %, curang.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Energi Terbarukan
Rekaman media sosial menunjukkan bagaimana perusuh mendobrak pintu dan jendela untuk memasuki gedung Kongres. Kemudian mereka mengalir masuk secara massal.
Mereka kemudian mengotori kantor anggota parlemen dan menggunakan mimbar speaker miring di lantai badan legislatif sebagai seluncuran. Di saat yang sama, mereka meneriakkan hinaan yang ditujukan kepada anggota parlemen yang tidak hadir.
"Intervensi," bunyi tulisan yang dipasang kerumunan pengunjuk rasa yang naik ke atap gedung Kongres, dikutip AFP.