Ketika wartawan bertanya kepada rekan-rekannya soal “rekan kerja perempuan”, respons mereka mengejutkan.
“Mereka bertanya, ‘Nyonya? Siapa nona?’” tutur Shah.
Baca Juga:
ADB Danai Tambang Emas dan Tembaga Rp6,7 Triliun di Pakistan, Picu Kontroversi
“Mereka tidak menganggapnya sebagai seorang nona, dia hanya seorang perwira seperti mereka.”
Menurut Shah, para perwira pria tahu bahwa semua berada di sana karena kemampuan, bukan karena kuota.
“Dia lulus semua ujian, dia mendapat nilai sangat tinggi. Dia selalu menjadi yang teratas di kelasnya,” ujar Shah.
Baca Juga:
Dubes RI Chandra Sukotjo Serahkan Surat Kepercayaan Presiden Prabowo ke Pakistan
6. Simbol Harapan di Negara Patriarkis
Meski kisah Farooq adalah cerminan sukses perempuan di angkatan bersenjata, Pakistan tetap menghadapi tantangan besar dalam kesetaraan gender.
“Kami pernah memiliki kepala negara perempuan, namun perempuan masih didiskriminasi secara hukum dan tidak dilindungi sepenuhnya,” ujar Shah. Meski begitu, ia tetap optimistis.