Hal
yang dikhawatirkan adalah para pengunjung menolak memeriksakan diri karena
takut stigma dari masyarakat akibat mengunjungi gerai KTV.
Bahkan,
salah satu pengunjung menceritakan secara online
dia memberi tahu istrinya akan pulang telat karena lembur kerja.
Baca Juga:
Kunjungan Menko Airlangga ke Singapura Dorong Kolaborasi Rantai Pasok, Investasi Hijau, dan UMKM
Padahal,
sesungguhnya, yang bersangkutan mengunjungi gerai karaoke bernama Supreme di Orchard.
Gerai
karaoke, atau kerap disebut KTV, banyak ditemukan di seantero Singapura.
Tentu saja,
seperti namanya, pengunjung biasanya mengunjungi gerai-gerai karaoke ini untuk
bernyanyi bersama anggota keluarga, kolega kantor, dan teman-teman.
Baca Juga:
Timah RI Diselundupkan ke Malaysia-Singapura Harga 2 Kali Lipat, Prabowo Geram!
Namun,
sudah menjadi rahasia umum bahwa gerai karaoke ini juga menjadi sarang bagi
pekerja seks komersial (PSK) untuk menjajakan dirinya.
PSK ini
mayoritas berasal dari China dan Vietnam, yang datang ke Singapura dengan
menggunakan visa turis selama 30 hari.
Berlagak
layaknya seperti pramuria, wanita-wanita ini hilir-mudik dari satu ruangan ke
ruangan karaoke untuk mencari target pria yang akan mereka temani.