WahanaNews.co | Koalisi pimpinan Arab Saudi pada Minggu (26/12/2021) mengumumkan pihaknya telah melakukan operasi penyerangan ke salah satu kamp pemberontak Houthi di Ibu Kota Sanaa, Yaman.
Penyerangan terhadap kamp pemberontak Houthi tersebut dikarenakan kelompok ini terus melakukan pengeboman udara karena mendukung Iran.
Baca Juga:
Arab Saudi Batasi Penggunaan Tanah oleh Pasukan AS Serang Houthi
Koalisi Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman dalam penyerangan melawan Houthi, disebut telah menghancurkan gudang senjata di ibu kota yang dikuasai pemberontak.
"Operasi di Sanaa merupakan tanggapan langsung terhadap upaya untuk mentransfer senjata dari kamp Al-Tashrifat di Sanaa," ujarnya dalam sebuah pernyataan dilansir dari Agence France-Presse (AFP), Minggu (26/12/2021).
Koalisi Saudi tersebut dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada hari Minggu waktu setempat. Mereka mengatakan akan menunjukkan bukti keterlibatan milisi Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dalam konflik Yaman.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Saudi telah lama menuduh Iran memasok Houthi dengan senjata canggih dan perwakilan Hizbullahnya melatih para pemberontak.
Namun tuduhan tersebut dibantah republik Islam itu.
Yaman telah dilanda perang saudara sejak 2014 yang mengadu pemerintah melawan Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah utara.
Puluhan ribu orang telah tewas, dalam apa yang oleh PBB digambarkan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Menurut pihak berwenang Saudi, koalisi melancarkan operasi militer skala besar setelah rudal yang ditembakkan oleh pemberontak menewaskan dua orang di kerajaan itu.
Korban yang menewaskan dua orang tersebut merupakan kematian pertama dalam tiga tahun ini.
Serangan udara itu menewaskan tiga warga sipil, termasuk seorang anak dan seorang wanita, kata petugas medis Yaman kepada AFP.
Koalisi mempertahankan operasinya dilakukan sesuai dengan hukum humaniter internasional, berulang kali mendesak Houthi agar tidak menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Duta Besar Saudi untuk Yaman, Mohammed Al Jaber, menuduh bahwa pemberontak menggunakan senjata Iran untuk menyerang kerajaan, yang menyamakan Houthi dengan kekuatan seperti Hizbullah di halaman belakang.
"Dengan menggunakan senjata Iran yang diluncurkan dari Yaman, milisi Huthi membunuh dua warga sipil. [...] Ini merupakan tindakan kriminal dan teroris lainnya," cuitnya pada Sabtu.
Serangan Houthi juga dikutuk oleh kedutaan Prancis dan AS di Saudi, serta sekutu Teluk Arab kerajaan.
"Serangan Huthi melanggengkan konflik, memperpanjang penderitaan rakyat Yaman, dan membahayakan rakyat Saudi bersama lebih dari 70.000 warga AS yang tinggal di Arab Saudi," kata kedutaan AS dalam sebuah pernyataan Sabtu.
Duta Besar Prancis Ludovic Pouille menulis cuitannya pada akun Twitter-nya untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban dari apa yang disebutnya 'Serangan Barbar Houthi'.
Koalisi telah mengintensifkan serangan udara di Sanaa yang ditargetkan akan berlangsung pada awal pekan ini, yang operasinya sebagian besar telah dihentikan karena blokade yang dipimpin Saudi sejak Agustus 2016, dengan pengecualian untuk penerbangan bantuan.
Para pemberontak sering meluncurkan rudal dan pesawat tak berawak ke Saudi yang ditujukan ke bandara dan infrastruktur minyaknya.
PBB memperkirakan perang Yaman akan merenggut 377.000 nyawa pada akhir tahun ini.
Organisasi Pangan Dunia (WFP) mengaku terpaksa mengurangi bantuan ke Yaman karena kekurangan dana, dan memperingatkan lonjakan kelaparan di negara itu.
Lebih dari 80% penduduk Yaman yang berjumlah sekitar 30 juta membutuhkan bantuan kemanusiaan. [rin]