Korea Utara dan Selatan -yang didukung oleh China dan AS- secara resmi telah berada dalam keadaan perang sejak Perang Korea 1950-53 berakhir, dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.
Hubungan dua negara ini, yang dipisahkan oleh zona demiliterisasi, tetap tegang dan seringkali meningkat saat ini.
Itu juga terjadi ketika gambar satelit menunjukkan bahwa Korea Utara telah mulai memperbaiki situs uji coba nuklir tertutup.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Gambar-gambar yang diambil Jumat lalu oleh perusahaan pencitraan satelit Maxar telah memicu kekhawatiran bahwa negara pertapa itu dapat melanjutkan pengujian senjata nuklir dan rudal jarak jauh.
Situs Punggye-ri ditutup pada 2018 dan beberapa terowongan diledakkan setelah Kim Jong-un berjanji untuk menghentikan uji coba nuklir.
Korea Utara merupakan salah satu negara yang mengakui memiliki senjata nuklir. Negara lainnya adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Tiongkok, Pakistan.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Sementara Korea Selatan memiliki program senjata nuklir pada awal 1970-an, tetapi diperkirakan ditinggalkan ketika Korea Selatan menandatangani NPT pada 1975. Meski, banyak laporan yang mengatakan program tersebut kemudian dilanjutkan oleh militer.
Selain itu, Korea Selatan mengembangkan rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang dilaporkan sekuat hulu ledak nuklir taktis.
Menurut laporan yang diterbitkan pada Kamis (2/8/2021), senjata baru Korea Selatan dapat membawa hulu ledak hingga 3 ton dengan jangkauan penerbangan 350 hingga 400 km.