WahanaNews.co | Korea Utara (Korut) menuding Amerika Serikat (AS) tengah membentuk aliansi militer seperti NATO di kawasan Asia.
'Ancaman' itu pun dinilai sebagai upaya AS untuk menggulingkan pemerintahan Korea Utara. Untuk itu, negeri tersebut mengaku terus mengembangkan sistem pertahanan yang lebih kuat.
Adapun, kritik negara yang dipimpin Kim Jong Un itu muncul di tengah kekhawatiran bahwa negara itu mungkin sedang mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Sejalan dengan itu, baru-baru ini terjalin kesepakatan antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden untuk mengerahkan lebih banyak senjata AS jika dianggap perlu untuk menghalangi Korut.
"Sementara secara terang-terangan mengadakan latihan militer bersama dengan Jepang dan Korea Selatan, Amerika Serikat membuat langkah penuh untuk membentuk NATO bergaya Asia," Kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan di situsnya, dikutip Reuters, Selasa (28/6/2022).
Itu mengacu pada latihan militer baru-baru ini yang dilakukan oleh pasukan AS, Korea Selatan, dan Jepang. Amerika Serikat juga mengadakan latihan dengan pasukan Korea Selatan yang melibatkan kapal induk AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Korut, yang telah melakukan uji coba rudal secara rutin pada tahun ini, mengulangi pernyataannya bahwa latihan semacam itu adalah persiapan untuk perang yang bertujuan untuk menggulingkannya.
"Ini membuktikan kemunafikan retorika AS tentang 'keterlibatan diplomatik' dan 'dialog tanpa prasyarat', sementara pada saat yang sama mengungkapkan lagi bahwa tidak ada perubahan dalam ambisi AS untuk menggulingkan sistem kami dengan paksa," kata kementerian tersebut.
Meskipun demikian, Korut tidak secara spesifik akan memperkuat pertahanan militernya dengan mengembangkan senjata nuklir.
"Kenyataannya ... membuat kami merasa perlu melakukan upaya habis-habisan untuk mengembangkan kekuatan yang lebih kuat untuk dapat menundukkan segala macam tindakan permusuhan oleh Amerika Serikat," katanya.
Di sisi lain, AS bersikeras bahwa Korea Utara perlu menyerahkan senjata nuklirnya dan telah berulang kali menawarkan untuk bertemu dengan pejabat Korea Utara "kapan saja tanpa prasyarat" untuk membahas masalah tersebut. Korea Utara telah menolak tawaran tersebut.
Perlu diketahui, kritik Korea Utara datang sehari sebelum presiden Korea Selatan pergi untuk menghadiri pertemuan puncak NATO di Spanyol, sekaligus menjadi pemimpin Korea Selatan pertama yang melakukannya.
Penasihat keamanan nasional Korea Selatan pekan lalu menyatakan pihaknya memiliki tujuan untuk memperkuat kemitraannya dengan NATO dan memainkan peran keamanan global yang lebih besar, berencana untuk membentuk delegasi ke NATO di markas besarnya di Brussel, kata. [qnt]