Sejumlah anggota tim militer dan keamanan nasional kepresidenan AS tampak duduk mendampingi Biden dan Harris di dalam Situation Room.
Sejumlah pejabat senior pemerintahan AS menceritakan detail situasi di dalam Situation Room pada Rabu (2/2) waktu AS saat pemantauan secara real-time operasi yang dilancarkan pada Kamis (3/2) dini hari waktu Suriah.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
Salah satu pejabat AS, yang enggan disebut namanya, menyebut ada 'ketegangan luar biasa' di dalam Situation Room pada saat itu.
Pejabat senior AS itu mengungkapkan bahwa operasi ini direncanakan selama berbulan-bulan, sejak intelijen AS meyakini Quraishi dan keluarganya tinggal di lantai tiga gedung di Idlib, Suriah itu.
Biden memberikan persetujuan akhir di Ruang Oval Gedung Putih pada Selasa (1/2) waktu AS, ketika dia mendapat penjelasan dari Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley.
Baca Juga:
Dalang Penembakan Massal di Moskow Diduga ISIS Cabang Afghanistan
Disebutkan juga bahwa Biden menyaksikan dengan cemas ketika salah satu helikopter AS mengalami masalah mesin saat penyerbuan berlangsung.
Ada juga kelegaan yang diungkapkan di Situation Room ketika anak-anak tampak dievakuasi dengan selamat dari lantai satu gedung yang menjadi target penyerbuan.
Beberapa saat kemudian, sebuah ledakan mengguncang lokasi penyerbuan. Biden menerima laporan adanya 'ledakan signifikan' yang menewaskan Quraishi dan keluarganya.