“Ini baru sebatas tawaran,” jelas Donny. “Kami masih evaluasi apakah cocok dengan kebutuhan operasional dan bisa terintegrasi dengan platform yang kami miliki.”
Ia juga menambahkan bahwa belum ada tim teknis yang dikirim untuk menilai spesifikasi J-10C, menandakan prosesnya masih sangat awal.
Baca Juga:
Banjir di Bekasi dan Jakarta Disorot Media Asing
Mimpi Armada Super Campur?
Jika seluruh rencana ini terealisasi, Indonesia bisa saja memiliki armada jet tempur paling beragam di kawasan Asia.
Kombinasi Rafale dari Prancis, F-15EX dari AS, Su-35 dari Rusia, KF-21 dari Korsel, KAAN dari Turkiye, dan mungkin J-10C dari China menciptakan formasi udara yang unik.
Baca Juga:
Presiden Terpilih Prabowo Subianto Dipuji Media Asing, Katakan Ini
EurAsian Times menyebut pendekatan ini sebagai strategi diversifikasi alutsista yang bertujuan menghindari ketergantungan pada satu negara saja.
Meski demikian, langkah ini juga menyimpan tantangan besar, terutama dalam hal interoperabilitas sistem senjata, pelatihan, dan logistik suku cadang.
Namun yang pasti, Indonesia konsisten menjaga prinsip politik luar negeri bebas aktif.