Media Palestina lain, Wattan, juga memberitakan hal serupa sehari sebelumnya, Rabu (29/3). Dalam laporannya, mereka menulis judul "Karena ribut masalah pendudukan, hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dicabut."
Wattan memberitakan keputusan tersebut muncul usai Gubernur Bali Wayan Koster menolak partisipasi Israel di Piala Dunia U-20.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
"[Keputusan itu] diambil usai FIFA membatalkan undian grup setelah Gubernur Bali menolak kehadiran tim penjajah," demikian laporan Wattan.
Kantor berita Palestina Wafa memberitakan pernyataan Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina yang turut kecewa lantaran dicoretnya status tuan rumah RI oleh FIFA.
"Meskipun kami percaya bahwa olahraga dan politik harus dipisahkan, sulit untuk menutup mata atas tuntutan nasional karena bakal mengesampingkan demokrasi," demikian pernyataan Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
"Orang-orang Palestina menghadapi kematian dan kehancuran di tangan penjajah yang diperkuat oleh ekstremis, rasialis, dan pemerintahan sayap kanan di Israel dalam sejarah modern."
Wafa juga mengutip pernyataan Dewan yang menilai adanya standar ganda oleh dunia yang berada dalam merespons kasus sama oleh aktor yang berbeda.
"Sementara mencoret Rusia dari kompetisi internasional atas invasi di Ukraina, IOC dan FIFA menahan diri untuk menindak Israel karena pendudukan ilegal atas Palestina, pelanggaran terus-menerus atas hak asasi manusia, rasialisme, segregasi, dan penghancuran sistematis infrastruktur Palestina," kata Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina.