WahanaNews.co | Lebih dari 1.300 warga Rusia yang menolak ikut perang di Ukraina ditangkap dalam demonstrasi di kota-kota termasuk Moskwa dan St Petersburg. Seperti dilaporkan Al Jazeera belum lama ini, pernyataan itu disampaikan kelompok pemantau protes independen.
Demonstran turun ke jalan di beberapa kota di Rusia untuk memprotes keputusan Presiden Vladimir Putin untuk memobilisasi sebagian pasukan cadangan di angkatan bersenjata negara itu.
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Kantor berita Associated Press melaporkan para pengunjuk rasa di Moskwa meneriakkan "Tidak untuk perang!" dan “Hidup untuk anak-anak kita!”.
Di St Petersburg, pengunjuk rasa meneriakkan "Tidak ada mobilisasi!", lapor kantor berita AFP.
“Semua orang takut. Saya untuk perdamaian dan saya tidak ingin harus menembak. Tetapi keluar sekarang sangat berbahaya, jika tidak, akan ada lebih banyak orang,” kata pemrotes Vasily Fedorov, seorang siswa yang mengenakan simbol pasifis di dadanya.
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
“Saya datang untuk mengatakan bahwa saya menentang perang dan mobilisasi,” Oksana Sidorenko, seorang mahasiswa kepada AFP.
“Mengapa mereka memutuskan masa depan saya untuk saya? Saya takut untuk diri saya sendiri, untuk saudara saya,” tambahnya.
Terlepas dari hukum keras Rusia yang melarang kritik terhadap militer dan perang, protes tetap terjadi di seluruh negeri. Lebih dari 1.300 orang Rusia ditangkap dalam demonstrasi anti-perang di 38 kota, menurut kelompok hak asasi manusia independen Rusia OVD-Info.