Kampanye ini digerakkan oleh organisasi akar rumput Israel, Zazim Community Action, yang memasang papan reklame di Tel Aviv dan membagikan ribuan poster untuk memperkuat pesan mereka.
“Pada 8 Oktober 2023, sudah jelas bahwa doktrin pengelolaan konflik telah runtuh total, dan kita punya dua pilihan. Satu adalah penghancuran total dan pemusnahan pihak lain, atau solusi dua negara,” kata Raluca Ganea, salah satu pendiri gerakan itu.
Baca Juga:
Langkah Bersejarah: Malta Umumkan Pengakuan Palestina di Sidang Umum PBB
Isu Palestina dipastikan akan mendominasi agenda Sidang Umum PBB, hampir dua tahun setelah serangan balasan militer Israel ke Gaza.
Pertemuan ini diperkirakan menjadi momentum pengakuan resmi Negara Palestina oleh sejumlah negara Barat, termasuk Perancis, Inggris, Belgia, Kanada, dan Australia.
Bagi Ganea, pengakuan tersebut krusial untuk menghentikan dehumanisasi terhadap warga Palestina, terutama mereka yang berada di Gaza.
Baca Juga:
Eric Cantona Ajak Fans Dunia Boikot Sepak Bola Israel
Inon menegaskan bahwa pengakuan internasional harus dibarengi langkah konkret di lapangan.
“Setiap orang yang menentang solusi dua negara harus dihukum, harus diberi sanksi,” katanya.
Ia juga mendorong agar komunitas internasional memberikan insentif dan investasi guna membuktikan bahwa perdamaian akan menghasilkan “kemakmuran, stabilitas, keamanan, dan keselamatan”.