Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pergerakan pasukan dan tank bolak-balik bukan merupakan bukti penarikan.
“Apa yang kami lihat adalah bahwa mereka telah meningkatkan jumlah pasukan dan lebih banyak pasukan sedang dalam perjalanan. Jadi, sejauh ini, tidak ada de-eskalasi,” paparnya sebelum pertemuan aliansi di Brussel.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Stoltenberg kemudian mengatakan NATO dapat membuktikan kegagalan Rusia untuk menarik kembali pasukannya dengan citra satelit. NATO telah menugaskan komandannya untuk menyusun rincian pengerahan kelompok tempur ke sayap tenggara aliansi.
“Inggris akan melipatgandakan kekuatannya di Estonia dan mengirim tank dan kendaraan tempur lapis baja ke republik Baltik kecil yang berbatasan dengan Rusia sebagai bagian dari penempatan NATO,” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Kremlin menyatakan penilaian NATO salah. Duta Besar Moskwa untuk Irlandia mengatakan pasukan di Rusia barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga hingga empat minggu.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Rusia menyatakan tidak pernah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi ingin menetapkan "garis merah" untuk mencegah tetangganya bergabung dengan NATO, yang dilihatnya sebagai ancaman bagi keamanannya sendiri.
Kremlin menyatakan Putin tertarik untuk bernegosiasi dengan AS, yang telah menawarkan diskusi tentang pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan sementara mengesampingkan veto pada keanggotaan NATO di masa depan untuk Ukraina. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.