Sementara itu, perusahaan manajemen risiko maritim Inggris, Ambrey, mengonfirmasi bahwa kapal yang diserang adalah kapal curah berbendera Kepulauan Marshall.
Ambrey menyebutkan bahwa kapal tersebut sedang bergerak ke arah timur di sepanjang Teluk Aden ketika diserang oleh UAV (drone) di sisi kiri. Keterangan lain menyebutkan bahwa sebuah kapal perang India telah berkontak dengan kapal curah tersebut.
Baca Juga:
Perdagangan Tersendat, China Jadi 'Korban' Baru Konflik Laut Merah
Dia juga menyatakan bahwa Houthi akan merespons serangan terbaru yang dilakukan oleh AS atau Inggris di Yaman, walaupun mereka telah mengalami beberapa serangan udara sebagai balasan atas tindakan mereka yang mengincar kapal dagang.
Sejak Jumat (16/1/20240, AS dan Inggris telah melakukan serangan di Yaman sebanyak tiga kali.
Laut Merah merupakan jalur pelayaran terpendek antara Asia dan Eropa di perairan tersebut, di mana kapal-kapal melewati wilayah tersebut menuju Terusan Suez, Mesir.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Akibat dari serangan tersebut, perusahaan pelayaran telah mengubah rute pelayaran ke ujung harapan, di Afrika Selatan (Afsel), yang memerlukan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi.
Hari sebelumnya, tiga perusahaan pelayaran utama dari negara tersebut mengumumkan rencana untuk menunda rute melalui Laut Merah.
Serangan milisi Huthi di Yaman terhadap kapal-kapal di jalur penting tersebut menjadi penyebab utama perubahan ini.