Para analis menyebut penundaan perdagangan maritim kemungkinan besar mendorong beberapa pengecer untuk beralih ke angkutan udara. Karena perusahaan yang biasanya mengirimkan barang mereka melalui laut ingin memastikan pengiriman lebih cepat.
Ini artinya kargo udara akan memainkan peran yang lebih besar dalam ekosistem rantai pasokan.
Baca Juga:
Perdagangan Tersendat, China Jadi 'Korban' Baru Konflik Laut Merah
Angkutan udara dapat memangkas waktu pengiriman menjadi hanya beberapa hari dibandingkan dengan angkutan laut yang memakan waktu berminggu-minggu.
"Beberapa pengirim barang sudah berada dalam mode bertahan hidup dengan satu tujuan di benak mereka: 'Pastikan barang saya bergerak dengan cara apa pun yang memungkinkan,'" kata wakil presiden layanan kelautan global di C.H. Robinson, Matthew Burgess, seperti dikutip CNBC International.
Burgess menyatakan bahwa untuk menghadapi potensi konversi dari pengiriman laut ke pengiriman udara, perusahaan logistik transportasi tersebut telah meningkatkan kapasitas udara tambahan di jalur perdagangan utama.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Tujuannya adalah untuk memastikan kelancaran pergerakan barang.
Global Head of Shipping and Ports Research HSBC, Parash Jain, mengungkapkan bahwa kita dapat mengharapkan peningkatan tarif angkutan udara.
Para pengamat industri memproyeksikan bahwa kenaikan ini diperkirakan akan terjadi dalam dua hingga tiga minggu mendatang, khususnya menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada bulan Februari.