Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan Mariupol, kota pelabuhan di selatan negara yang telah dikepung dan dibombardir dalam beberapa hari terakhir.
"Tidak ada pertanyaan atau hal yang patut dipertanyakan soal menyerah dan meletakkan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, kepada media lokal Pravda, seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (20/3).
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
"Kami telah memberitahukan pihak Rusia terkait hal ini," lanjutnya.
Vereshchuk juga mengecam aksi Moskow yang memaksa warga Mariupol dievakuasi ke wilayah Rusia tanpa persetujuan. Menurutnya, pembukaan koridor kemanusiaan hanyalah manipulasi Rusia belaka.
Ukraina Bunuh Komandan Senior Rusia dalam Pertempuran Mariupol
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Seorang wakil komandan Armada Angkatan Laut Rusia, Kapten Pangkat Pertama Andrei Paliy, tewas dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina di Kota Mariupol pada Minggu (20/3).
"Andrei Nikolaevich memilih mempertahankan tanah airnya sebagai pekerjaan hidupnya dan mati untuk masa depan kita yang damai. Pada 1993, ia menolak mengambil sumpah setia ke Ukraina, tetap setia kepada Rusia dengan bergabung dengan Armada Utara Rusia," kata Gubernur Sevastopol di Crimea, Mikhail Razvozhaev, dalam telegramnya.
Paliy diketahui lulus dari Sekolah Tinggi Politik Angkatan Laut Kyiv, sekolah untuk perwira politik angkatan laut Uni Soviet. Paliy juga pernah ambil bagian dalam perang Rusia melawan Georgia pada 2008. [bay]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.