Dia mengatakan kebijakan itu berisiko membuat masyarakat Afghanistan tidak stabil.
"Melarang perempuan bekerja di LSM akan merampas pendapatan mereka dan keluarga mereka, dan hak mereka untuk berkontribusi secara positif bagi pembangunan negara mereka dan kesejahteraan sesama warga mereka," katanya.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Taliban pada Sabtu (24/12) lalu memang mengeluarkan kebijakan yang melarang perempuan bekerja di organisasi non-pemerintah.
Aturan itu diumumkan di tengah sejumlah larangan Taliban terhadap perempuan Afghanistan yang diklaim menggerus eksistensi perempuan.
Taliban menutup akses bagi kaum hawa untuk mendapat pendidikan tinggi alias kuliah. Anak-anak perempuan juga tak diizinkan mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Perempuan juga hanya dibolehkan bekerja di bidang-bidang tertentu yang disepakati pemerintah.
Taliban secara historis memang kerap memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas bawah dan sasaran kekerasan hingga pernikahan paksa saat mereka memimpin Afghanistan pada 1996-2001. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.