Dokumen-dokumen tersebut mengungkap bagaimana Lafarge--yang dituduh terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan atas pendanaan operasi Daesh/ISIS di Suriah--memiliki hubungan dengan Daesh/ISIS yang sepenuhnya disadari oleh intelijen Prancis.
Dokumen menunjukkan bahwa badan intelijen Prancis menggunakan jaringan hubungan Lafarge, kerja samanya dengan kelompok bersenjata di Suriah, dan pertemuan, untuk mendapatkan berita dari wilayah tersebut, dan mempertahankan operasinya di sana.
Baca Juga:
Otoritas Iran Tangkap 11 Tersangka Terkait Ledakan Bom yang Menewaskan 84 Orang
Berkas itu juga mengungkapkan bahwa intelijen Prancis, tidak memperingatkan perusahaan bahwa mereka melakukan kejahatan, demikian dikutip dari Anadolu Agency.
Terpisah, pekan ini, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengumumkan bahwa negaranya telah membunuh salah satu pemimpin ISIS di wilayah Sahara, yakni Abu al-Wahid al-Sahrawi.
Kematian pemimpin ISIS ini, diklaim Marcon sebagai kesuksesan bsar bagi Prancis.
Baca Juga:
ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Ledakan Bom Mematikan di Iran
"Ini menjadi kesuksesan besar lainnya dalam pertempuran kita melawan kelompok-kelompok teroris di Sahel," sebut Macron dalam pernyataan di Twitter, dikutip Pikiran-rakyat.com, 16 September 2021.
Meski begitu, Marcon belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai kabar ini.
Namun, desas-desus kematian pemimpin ISIS tersebut telah beredar selama berminggu-minggu di Mali.