WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Tiongkok kembali menegaskan komitmennya untuk terus memperluas keterbukaan ekonomi melalui pendekatan institusional dan berstandar tinggi, meskipun menghadapi tekanan dari kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok, Mao Ning, pada Sabtu (5/4/2025), dalam pernyataan resmi yang dirilis di Beijing, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global akibat kebijakan tarif tambahan dari AS.
Baca Juga:
Korut Kecam Latihan Militer AS-Korsel
Dalam pernyataan tersebut, Mao Ning menegaskan bahwa Tiongkok akan terus menjadi negara yang terbuka secara ekonomi terhadap dunia internasional.
"Sebagai ekonomi terbesar kedua dan pasar konsumen terbesar kedua di dunia, Tiongkok berkomitmen untuk terus membuka diri lebih luas kepada dunia, tanpa terpengaruh oleh perubahan situasi internasional," ujar Mao Ning.
Pernyataan itu dipandang sebagai respons atas langkah proteksionis Amerika Serikat yang memberlakukan tarif tambahan terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk Tiongkok.
Baca Juga:
Protes ke Trump, Hong Kong Hentikan Pengiriman Paket ke Amerika
Pemerintah Tiongkok mengecam kebijakan tersebut karena dinilai dapat merusak tatanan perdagangan global yang berbasis pada aturan internasional.
Sebagai bagian dari upaya menghadapi tantangan global, Mao menjelaskan bahwa Tiongkok akan memperkuat reformasi sistem perdagangan dengan memperluas keterbukaan institusional, termasuk dalam aspek aturan, regulasi, manajemen, dan standar.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Tiongkok tengah membangun iklim usaha yang adil dan kompetitif bagi komunitas internasional.