WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan Israel ke Qatar mengguncang diplomasi Timur Tengah, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampil dengan pernyataan keras yang menegaskan langkah negaranya tidak bisa diganggu gugat.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa serangan Tel Aviv terhadap pejabat senior Hamas di Qatar pada Selasa (9/9/2025) lalu adalah tindakan yang sah dan dibenarkan.
Baca Juga:
Presiden Irlandia Serukan Israel dan Sekutu Senjatanya Dikeluarkan dari PBB
Dalam konferensi pers pada Selasa (16/9/2025) waktu setempat, Netanyahu menuding Qatar bukan hanya memiliki koneksi dengan Hamas, melainkan juga menjadi pelindung sekaligus penyandang dana kelompok militan penguasa Jalur Gaza tersebut.
“Qatar terkait dengan Hamas, mendukung Hamas, melindungi Hamas, mendanai Hamas... Qatar memiliki pengaruh yang kuat (yang dapat dimanfaatkannya), tetapi memilih untuk tidak melakukannya,” kata Netanyahu seperti dikutip AFP, Rabu (17/9/2025).
“Oleh karena itu, tindakan kami sepenuhnya dibenarkan,” tegasnya, merujuk pada serangan Israel menargetkan pejabat senior Hamas di Doha pada 9 September lalu.
Baca Juga:
Netanyahu Soal Ponsel: Anda Punya HP? Anda Punya Bagian dari Israel!
Serangan udara Tel Aviv yang menghantam Doha itu menewaskan sedikitnya enam orang, terdiri atas lima anggota Hamas dan satu anggota pasukan keamanan Qatar, meski tidak satupun dari korban yang merupakan target utama pejabat tinggi Hamas.
Aksi militer Israel di ibu kota Qatar itu tercatat sebagai serangan pertama terhadap negara Teluk yang selama ini berstatus sekutu Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah.
Sebagai respons, Qatar menggelar pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Senin (15/9/2025) yang dihadiri hampir 60 negara, dengan seruan agar dunia internasional mengambil tindakan tegas terhadap Israel.