Gestur itu dimaksudkan untuk memberi tahu bahwa ia benar-benar Drueke dan kondisinya baik-baik saja.
Drueke sendiri tadinya bertugas di Angkatan Darat AS. Sedangkan Huynh bertugas di Angkatan Laut.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Keduanya menghilang di Oblast (daerah setingkat provinsi) Kharkiv pada 9 Juni 2022. Drueke dan Huynh terpisah dari unitnya ketika dihajar serangan intensif pasukan Rusia.
Menurut laporan RT via Associated Press, keduanya kemudian tersesat di hutan, lalu sampai di sebuah desa yang didatangi patroli Rusia. Drueke dan Huynh lalu memutuskan untuk menyerah.
RT melaporkan bahwa dua veteran AS tersebut ditawan oleh pasukan separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR) di kawasan Donbass, timur Ukraina.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Berbagai pihak khawatir keduanya akan dihukum mati oleh separatis sebagaimana nasib kombatan asal Inggris Raya dan Maroko.
Washington telah menegaskan, siapa pun yang ditangkap Rusia mesti dianggap sebagai tawanan perang, terjamin hak-haknya, mendapatkan perlakuan manusiawi, dan pengadilan yang adil.
Akan tetapi, militer Rusia menyatakan bahwa warga negara asing yang bertempur di pihak Ukraina dianggap tentara bayaran.