WahanaNews.co | Israel menghancurkan sekolah Palestina di Tepi Barat pada hari Minggu (7/5/23). Sebagai pemberi dana bagi sekolah itu, Uni Eropa marah.
Koresponden AFP di lapangan melaporkan petugas menghancurkan sekolah itu setelah mengosongkan ruang-ruang kelas.
Baca Juga:
Antonio Guterres PBB Kutuk Siklus Pembalasan Israel-Iran, Imbau Pencegahan Eskalasi
Salah satu badan dalam Kementerian Pertahanan Israel yang mengurus masalah warga di Tepi Barat, COGAT, menganggap sekolah itu "dibangun secara ilegal" dan memicu "bahaya keamanan."
Pada bulan Maret lalu, COGAT lantas memberikan waktu dua bulan bagi sekolah itu untuk mengosongkan gedung, sesuai perintah pengadilan Yerusalem.
Seorang pejabat Kementerian Pendidikan Palestina, Ahmed Naser, mengatakan kepada AFP bahwa sekolah itu sendiri merupakan pengganti gedung pendidikan yang sudah dihancurkan Israel pada 2019 lalu.
Baca Juga:
Maria Zakharova: AS Penghalang Penyelesaian Konflik Iran-Israel di PBB
Naser mengaku bingung karena sekolah itu berada di daerah pinggiran. Menurutnya, penggusuran ini merupakan pertanda Israel "ingin menyita lahan ini."
Sebagai pihak yang turut mendanai pembangunan sekolah tersebut, Uni Eropa langsung buka suara.
Mereka mendesak Israel untuk "menghentikan semua penghancuran dan penyitaan, yang hanya akan menambah penderitaan populasi Palestina dan meningkatkan ketegangan di lingkungan yang sudah tegang."