NATO menuduh Moskow melakukan operasi perang hibrida di Laut Baltik, yang semakin memperumit prospek kerja sama AS-Rusia di kawasan strategis ini.
Akibatnya, beberapa negara anggota aliansi berupaya mengantisipasi sikap agresif Moskow.
Baca Juga:
Tanpa Eropa Tak Ada Perdamaian, Para Menlu Sepakat Hadapi Rusia
Sebagai respons, Inggris dan Norwegia menggelar pembicaraan pekan lalu terkait kesepakatan pertahanan yang bertujuan menanggulangi ancaman Rusia di Arktik.
Kesepakatan ini mencakup peningkatan kerja sama militer dan perlindungan terhadap kabel bawah laut dari potensi sabotase.
Pada Oktober 2024, Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer, menyoroti kekhawatiran terhadap pembangunan militer Rusia yang terus berlanjut di Arktik.
Baca Juga:
Tanpa Reformasi Militer, CEO Tesla Prediksi AS Bakal Kalah Perang di Masa Depan
Menurutnya, NATO harus mempertahankan kepentingannya di kawasan tersebut.
Jeremy Holt, asisten profesor di Universitas Texas A&M, menilai bahwa kesepakatan Arktik antara AS dan Rusia kemungkinan tidak akan berdampak signifikan terhadap keamanan di Laut Baltik, kecuali Moskow bersedia mengurangi aktivitas perang hibridanya.
Ia juga menilai bahwa isu ini bukan prioritas utama pemerintahan Trump.