Pemerintah belum bisa memastikan penyebab di balik lebih dari 200 anak terkena gagal ginjal akut dan 99 di antaranya meninggal dunia. Penelitian terkait gagal ginjal baru akan dirilis pekan depan.
Kondisi yang Perlu Diwaspadai
Baca Juga:
Polda Sulsel Tetapkan Tiga Tersangka Peredaran Kosmetik Berbahaya di Makassar
Dalam kesempatan lainnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim B Yanuarso, SpA(K) menjelaskan gejala gangguan ginjal akut misterius yang harus diwaspadai yakni perubahan volume dan frekuensi buang air kecil. Juga pada beberapa pasien, buang air kecil berhenti sama sekali.
"Kasus ini (gangguan ginjal akut misterius) rapid progressive. Jadi sangat cepat perburukannya, sangat cepat sekali," ujarnya dalam siaran langsung Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (@ikatandokterindonesia), Selasa (18/10).
"Yang tadinya batuk-pilek saja atau ada mual, muntah, diare, kemudian yang khas adalah demam juga. Kemudian kencing atau berkurang kencingnya, (jadi) rapid progressive. Kemudian kalau kita cek laboratoriumnya, terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatininnya," imbuhnya.
Baca Juga:
Awas! 6 Produk Kosmetik Sulsel Terbukti Mengandung Merkuri
Sekaligus dr Piprim mengimbau masyarakat untuk tidak panik jika menemukan kondisi serupa pada anak-anak.
"Kencing itu 1 ml atau 1 cc per kilogram berat badan per jam. Jadi kalau anak umur setahun (berat badannya) 10 kilogram, dalam 24 jam itu 240 cc. Jadi kira-kira satu gelas air mineral, itu kencingnya 24 jam segitu. Kencingnya anak umur setahun nggak banyak-banyak banget kan. Tapi kebiasaan kencing yang seperti biasanya, kita juga perhatikan," jelasnya.
"Kalau anaknya sudah pampersnya kering terus ya dilihat juga. Tapi jangan juga sampai paranoid membanjiri rumah sakit ramai-ramai. Jadi istilahnya kita waspada dan jangan lupa berdoa," pungkas dr Piprim. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.