Melalui blog resminya, Gates menjelaskan bahwa nyamuk yang dilepaskan tersebut tidak bertujuan untuk mengancam penduduk lokal. Sebaliknya, nyamuk tersebut sebenarnya memiliki peran penting dalam upaya penyelamatan jutaan nyawa.
"Saya telah menulis sebelumnya tentang nyamuk Wolbachia yang menakjubkan ini, termasuk tahun lalu ketika sebuah studi baru menunjukkan betapa efektifnya mereka dalam mencegah penyakit," mengutip CNN Indonesia, Minggu (19/11/2023).
Baca Juga:
Australia Uji Coba Nyamuk Ber-Wolbachia di Bali, Begini Tanggapan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Dijelaskan bahwa, ternak nyamuk yang diproduksi di pabrik ini membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lainnya, seperti Zika, chikungunya dan demam kuning ke manusia.
Dengan melepaskan mereka untuk berkembang biak dengan nyamuk liar, para Wolbachia menyebarkan bakteri untuk mengurangi penularan virus dan melindungi jutaan orang dari penyakit.
"Uji coba acak yang terkontrol di Yogyakarta Indonesia mendapatkan fakta bahwa nyamuk pembawa Wolbachia mengurangi kasus DBD di kota itu sebanyak 77 persen dan pasien rawat inap DBD sebanyak 86 persen," tulis Gates lagi.
Baca Juga:
Kemenkes RI Gelontorkan Dana Rp16 Miliar untuk Implementasi Nyamuk ber-Wolbachia
Dalam sebuah studi baru di Medellín, kasus demam berdarah telah menurun sebesar 89 persen sejak nyamuk Wolbachia mulai dilepaskan pada 2015.
Hasil ini merupakan terobosan besar, menawarkan bukti teknologi baru ini akan melindungi seluruh kota dan negara dari ancaman penyakit yang dibawa nyamuk.
Program Nyamuk Dunia yang memimpin upaya Wolbachia sekarang melepaskan nyamuk ini di 11 negara yaitu Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Vanuatu.