WahanaNews.co | Pertahanan udara Suriah sukses menembak jatuh sejumlah rudal Israel yang ditembakkan ke Damaskus dan sekitarnya pada Rabu pagi. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Rusia , beberapa jam setelah serangkaian serangan terhadap posisi Suriah oleh Israel.
Empat jet tempur F-16 Israel menargetkan daerah Damaskus sekitar pukul 01:00 waktu setempat pada hari Rabu. Video tembakan pertahanan udara yang membubung untuk menghadapi rudal di langit malam dengan cepat beredar di media sosial. Menurut militer Suriah, rudal itu datang dari wilayah udara Lebanon, di suatu tempat di tenggara Beirut.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Seorang pejabat Suriah mengatakan serangan kedua itu datang dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan menargetkan wilayah Damaskus. Media Suriah melaporkan seorang tentara tewas dan lima terluka, termasuk tiga anggota baterai pertahanan udara.
"Delapan dari rudal yang mereka luncurkan dihancurkan oleh sistem pertahanan udara buatan Rusia yang melayani angkatan bersenjata Suriah,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari RT, Kamis (10/2/2022).
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia serangan itu terjadi sekitar pukul 01:30 waktu setempat dan melibatkan sepuluh rudal permukaan-ke-permukaan yang diluncurkan dari Dataran Tinggi Golan, yang juga mengkonfirmasi kematian satu tentara Suriah dan melukai lima lainnya
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Sementara itu Israel yang biasanya tidak mengakui serangan udara di Suriah, kali ini mengakuinya, dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan di Twitter bahwa mereka telah menargetkan baterai pertahanan udara Suriah.
Mereka mengatakan sebuah rudal yang diluncurkan dari Suriah meledak di atas Umm al-Fahm, sebuah kota di selatan Nazareth di Israel utara.
Jet tempur Israel telah menyerang Suriah selama bertahun-tahun. Ketika Tel Aviv mengakui serangan itu, mereka mengklaim bahwa mereka menargetkan kehadiran militer "Iran" di negara tetangganya, yang menurut Israel membahayakan keberadaannya.