Banyak pihak menyarankan Richard untuk segera melaporkan kasus ini ke kepolisian agar praktik pemerasan yang diduga dilakukan Nikita bisa terungkap sepenuhnya.
Selain Richard, warganet mulai menyoroti sejumlah pengusaha yang pernah terseret dalam kontroversi dengan Nikita, termasuk pemilik brand kecantikan Daviena dan beberapa pemilik skincare ternama di Jawa Barat.
Baca Juga:
BCA Tanggapi Protes Nikita Mirzani Soal Data Rekening yang Dibuka di Persidangan
Sementara itu, dugaan pemerasan yang mencapai angka Rp 15 miliar turut mencuat setelah Dewi Perssik memberikan pernyataan di media sosialnya.
Ia menyebut ada korban lain yang mengalami kerugian besar, tetapi memilih untuk tidak mengungkap identitasnya.
Fenomena ini mendapat perhatian dari pengamat sosial Nia Leviani, yang menyoroti bagaimana media sosial dapat memperbesar efek sebuah kasus hukum.
Baca Juga:
Nikita Mirzani Semprot Saksi Bank soal Bocornya Data Rekening di Persidangan
"Kasus ini menjadi bukti bahwa ruang digital kini berperan besar dalam membentuk opini publik. Saat sebuah isu viral, tekanan sosial bisa menjadi lebih berat dibanding proses hukum itu sendiri. Belum tentu semua yang viral itu benar, tapi efeknya bisa sangat mempengaruhi persepsi masyarakat dan bahkan jalannya kasus," ujar Nia Leviani pada WahanaNews, Selasa (4/2/2025).
Ia juga menambahkan bahwa dalam fenomena seperti ini, perlu kehati-hatian dalam memilah informasi agar tidak terjebak dalam opini yang belum tentu berdasarkan fakta hukum.
Dengan semakin banyaknya korban yang bermunculan dan diskusi di media sosial yang terus berkembang, kasus ini diperkirakan akan semakin panjang dan menarik perhatian publik lebih luas.