Puncaknya, sebut dia, pesawat
bisa diduga mengalamistallpada pukul 14:40:27, yaitu ketika ketinggian terpantau radar tinggal
250 meter tetapi kecepatannya melejit hingga ke 359 knot.
"Moncong pesawat diduga ke
bawah tapi kecepatannya lalu mendadak bertambah teramat tinggi danstall, ini langka," ujar Yayan.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Dalam kasus-kasus insiden
penerbangan yang melibatkanstall, moncong pesawat
mengangkat ke atas bahkan bisa tegak lurus ke atas.
Kejadian terakhir semacam ini, antara lain, terjadi pada
musibah Air Asia QZ-8501 rute Surabaya-Singapura, yang jatuh di perairan Selat Karimata, beberapa waktu lalu.
Dalam kejadian tersebut, pesawat
seketika hilang dari posisi ketinggian terakhir tanpa ada penurunan bertahap
setelahstallberkepanjangan, dengan kecepatan terakhir yang lalu
seketika nol.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Penyelidikan KNKT atas insiden
tersebut mendapati ada komponen sensor yang pemasangannya tak lagi sempurna.
Akibatnya, bacaan sensor tak
stabil dan modeautopilotmeresponsnya
dengan mengubah posisi moncong pesawat hingga ke posisi ekstrem.