Bahkan, seorang warga Tangerang Selatan dilaporkan meninggal dunia akibat kelelahan saat mengantre gas.
Kemarahan publik pun meluap, salah satunya melalui seorang warga Tangerang bernama Efendi yang menghadapi Bahlil langsung saat kunjungannya ke agen gas di Cibodas, Selasa (4/2/2025).
Baca Juga:
Prabowo Ungkap Pentingnya Energi Hijau Untuk Transformasi Bangsa
"Saya sekarang lagi masak, Pak, saya tinggal demi gas," kata Efendi dengan nada bergetar sambil menenteng tabung gas kosong. Bahlil hanya menanggapi singkat, "Iya, iya, iya."
Efendi terus meluapkan kekesalannya, menyoroti dampak kebijakan tersebut pada kebutuhan dasar masyarakat.
"Bukan cuma antreannya, Pak. Anak-anak kami butuh makan, butuh kehidupan!" ucapnya dengan suara penuh emosi. Bahlil berusaha menenangkan situasi dengan mengatakan, "Oke, sudah Pak, ya." Namun, Efendi tak berhenti. "Logika berjalan dong, Pak!" ujarnya lantang sambil menunjuk wajah Bahlil.
Baca Juga:
Bahlil Targetkan Lifting Minyak Indonesia Capai 900 Ribu Barel per Hari pada 2029
Kritik terhadap kebijakan ini semakin luas, hingga akhirnya Presiden Prabowo turun tangan dan memerintahkan agar pengecer gas elpiji 3 kg diizinkan kembali berjualan.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menegaskan bahwa kebijakan pelarangan pengecer bukan berasal dari Presiden.
"Presiden melihat situasi dan kondisi, lalu mengambil langkah agar pengecer bisa kembali berjualan," kata Dasco di Senayan, Selasa (4/2/2025).