WahanaNews.co | Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa saat ini gas air mata tak lagi digunakan sesuai dengan regulasi keselamatan dan kemanan pertandingan.
Hal itu diterapkan Polri usai terjadinya tragedy Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan supporter Aremania tewas.
Baca Juga:
SDM Polda Papua Barat Buka Perekrutan Bintara Brimob, Jangan Percaya Pihak Menjanjikan Kelulusan
Bahkan, penggunaan gas air mata dan senjata api sendiri sudah dilarang dalam regulasi FIFA.
"Untuk sementara memang seperti itu (tidak pakai gas air mata) di dalam pengamanan sesuai regulasi keselamatan dan keamanan pertandingan ke depannya," kata Dedi, Sabtu (15/10/2022).
Dia menambahkan bahwa Polri juga tengah menyusun regulasi soal pengamanan sepak bola di Indonesia.
Baca Juga:
Presiden Prabowo: Tidak Boleh Ada Mafia dalam Pemerintahan, Kunci Kemakmuran adalah Persatuan
"Sedang proses untuk regulasinya, menunggu info lanjut tentang regulasinya," imbuhnya.
Sebelumnya, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sudah menyampaikan hasil investigasinya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mahfud MD juga tidak menampik bahwa penyebab utama banyaknya korban jiwa disebabkan oleh gas air mata. Kandungan racun pada gas air mata pun kini sedang diteliti lebih dalam oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).