Untuk mewujudkan target tersebut, Pertamina melakukan konversi kilang untuk memproduksi green fuel, seperti green diesel, green avtur, dan green gasoline.
Di masa depan, sektor transportasi akan diwarnai oleh pertumbuhan Electric Vehicle (EV).
Baca Juga:
Pertamina dan Polri Jalin Sinergi Publikasi dan Edukasi untuk Bangun Kepercayaan Masyarakat
Mengantisipasi tren tersebut, Pertamina ikut berpartisipasi dalam Joint Venture (JV) Indonesia Battery Company yang akan memproduksi baterai 140 GWh pada tahun 2029 dan pada saat bersamaan juga mengembangkan ekosistem baterai EV, termasuk bisnis swapping and charging.
Wujud inisiasi strategis ini terlihat pada hadirnya 64 Green Energy Station di area Jakarta dan sekitarnya, di mana 6 di antaranya merupakan unit pilot Charging Station.
Upaya meningkatkan pertumbuhan EBT juga didorong Pertamina dengan pembangunan Pabrik Metanol untuk gasifikasi dengan kapasitas 1000 KTPA yang rencananya on stream pada 2025, serta pembangunan Green Refinery dengan kapasitas 6-100 KTPA pada tahun 2025.
Baca Juga:
Peran Srikandi BUMN Pertamina Grup dalam Peringatan Hari Kartini 2024
Pertamina, lanjut Nicke, juga menyadari bahwa di masa depan konsumsi energi didominasi oleh listrik.
Oleh karena itu, melalui anak usahanya, Pertamina Power & NRE juga terus meningkatkan kapasitas pembangkit yang ditargetkan pada tahun 2026 mencapai 10 gigawatt (GW).
Beberapa pembangkit yang mengandalkan EBT, yakni pengembangan Biomassa/Biogas dengan kapasitas 153 MW, Bio Blending Gasoline dan Gasoil, Biocrude dari Alga dan Ethanol 1,000 KTPA on stream pada 2025.