Dia
menyatakan, gabah petani dalam negeri banyak yang tak bisa dibeli Bulog, karena
kadar airnya terlalu tinggi.
"Karena
gabahnya basah tidak bisa dibeli oleh Perum Bulog, karena ada ketentuannya,"
tandasnya.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
Ia juga
menegaskan, harga gabah yang dibeli Bulog dari petani selama ini masih relatif
stabil, yakni Rp 4.200 per kg untuk gabah kering panen (GKP).
Ini
sekaligus menjawab keresahan terkait anjloknya harga gabah di tengah kegaduhan
rencana impor beras.
"Saya
jamin, tidak ada niatan pemerintah hancurkan harga petani. Yang ada
sekarang gabah basah, gabah nggak bisa dibeli Bulog, petani berhadapan dengan
pedagang, itu yang terjadi," sambungnya.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Di sisi
lain, ia juga melihat perlunya menjaga stok beras yang ada saat ini.
Perkara
stok beras inilah yang selama ini menjadi ramai karena adanya sudut pandang
berbeda dari masing-masing kementerian/lembaga.
"Pada
hari ini, saat mau panen, tentunya kita mau lihat apakah panennya benar atau
tidak, sesuai ramalan BPS. Nah kita lihat di panen tersebut. Kalau memang baik,
tentu Bulog akan mengisi stoknya dari pengadaan dalam negeri. Tetapi angkanya
jelas, Bulog harus mempunyai 1 - 1,5 juta ton," tuturnya.