Pada intinya, playing victim artinya sifat yang membuat seseorang memilih untuk tidak bertanggung jawab, menyalahkan orang lain, dan menciptakan berbagai alasan untuk mendukung keyakinannya bahkan saat sebenarnya dialah pelakunya.
Hal ini menjadi perhatian publik, karena dalam berbagai kejadian terkaitan kasus, PC sebagai korban seperti bermain-main bahasa tubuhnya. Gesture tubuhnya menunjukkan tanda-tanda yang tidak alamiah sebagai korban, sebagaimana sering diidentifikasi oleh para pakar.
Baca Juga:
Ferdy Sambo Dieksekusi ke Lapas Salemba, Putri Candrawathi di Pondok Bambu
Perlakuan pelecehan yang menimpanya, justru tak membuatnya merasa terpukul dan malu, namun justru menjadi semacam alasan penguat pembenaran atas kejadian tindakan pelecehan yang diterimanya.
Pelecehan akan menjadi kuncinya sebagai peluang untuk lolos dari hukuman lebih berat. Pada akhirnya laporan dugaan pelecehan itulah yang menjadi motif bagi Sambo untuk membunuh tanpa klarifikasi setelah mendapat laporan dari PC yang menimbulkan banyak teka-teki.
Mengapa Sambo dengan pengalamannya yang luas bertindak begitu gegabah?
Baca Juga:
MA Vonis Ferdy Sambo Jadi Seumur Hidup, Kamaruddin Duga ada Lobi-lobi Politik
Mengapa pengakuan sepihak Putri soal pelecehan tidak dikonfirmasi ke Brigadir J?
Semuanya menjadi teka-teki. Atau sebenarnya semua telah dilakukan, namun berbagai rangkaian dari skenario besar itu ada yang luput ke telinga penyidik?
Bahkan rangkaian kejadian yang mengarah pada perencanaan pembunuhan sepertinya juga dipenuhi banyak tanda tanya, ketika banyak saksi yang menemukan kejanggalan, seperti penggunaan sarung tangan hitam Sambo yang tidak biasa. Fakta itu berdasarkan saksi di persidangan terbukti disarankan oleh Putri.