Hal lain yang juga tidak kalah penting untuk menghadapi berbagai kelompok radikal, sambung dia, yakni kinerja pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) untuk melakukan penarikan konten-konten radikal yang sebenarnya bertujuan melemahkan citra negara di mata rakyat.
Dengan demikian, Gus Najih berharap stabilitas persepsi publik bisa dicapai dan masyarakat tidak perlu diresahkan dengan berbagai isu yang tidak produktif.
Baca Juga:
PLN LAKSANAKAN GELAR PERALATAN DAN PASUKAN PEKERJAAN KONTRUKSI JARINGAN WILAYAH KERJA PROVINSI JAMBI TAHUN 2024
Dia turut mengingatkan, walaupun secara resmi HTI sudah dibubarkan, tetapi berbagai saluran YouTube serta akun media sosial mereka masih terus aktif memprovokasi dan melakukan agitasi kepada masyarakat. HTI dan segala turunan-nya terlihat masih aktif menyuarakan kegiatan yang berpotensi melawan hukum dan mengandung kekerasan.
“Pemerintah juga harus melakukan langkah konkret melalui aparat-nya, termasuk Kepolisian dan Kemenkominfo untuk mereduksi hingga menghilangkan segala kegiatan dan konten bermuatan propaganda HTI,” ucap Gus Najih menegaskan.
Dalam cuitan X dengan akun @chanzyeolk, kegiatan Metamorfoshow diduga dihadiri oleh eks Juru Bicara HTI Ismail Yusanto, Influencer Gen Z HTI M Ihsan Akbar, dan Produser Dokusinema Sejarah Islam ‘Jejak Khilafah di Nusantara’ Akhmad Adiasta.
Baca Juga:
Bawaslu Perintahkan KPU Tetapkan 2 Kader PKB yang Dibatalkan sebagai Calon Legislatif Terpilih
HTI merupakan kelompok yang dinilai pemerintah bertentangan dengan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Hingga akhirnya, HTI resmi dibubarkan dan dilarang pada 19 Juli 2017 dan ditegaskan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.