WahanaNews.co | Jasrodi, pekerja migran Indonesia yang bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia,yang tengah bingung karena perjalanan mudiknya tertahan di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang.
Sudah dua hari Jasrodi dan lima rekannya terhambat soal penggunaan aplikasi PeduliLindungi setelah tiba di bandara terbesar di Indonesia itu.
Baca Juga:
Fasilitas Lengkap, SPKLU Rest Area KM 6B Jadi Sasaran Pemudik Mobil Listrik
Tekad dan kegembiraan Jasrodi berubah menjadi kekhawatiran batal mudik ke salah satu desa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, Jasrodi tak patah arang, dirinya masih mengurusi aplikasi PeduliLindungi untuk masuk ke dalam ruang tunggu keberangkatan domestik di Terminal 1A Bandara Soetta.
Dia bercerita, bersama lima temannya sudah melakukan vaksinasi booster di negeri jiran. Data vaksinasi itu terekam dalam aplikasi MySejahtera. Berkat aplikasi itu, Jasordi dkk sampai ke Bandara Soetta.
Jasrodi pun harus kembali masuk ke ruang keberangkatan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Lombok dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, sementara datanya terintegrasi di Malaysia.
Baca Juga:
Kemenparekraf Apresiasi ASDP Bangun Destinasi Wisata Baru 'Bakauheni Harbour City'
"Keberangkatan aman. Ini mau ke Lombok belum. Mau bikin PeduliLindungi. Tapi masih terhambat, tak tahu kenapa, sedang diurusi," ujarnya di Bandara Soetta, Kamis (28/4/2022).
Jasrodi dkk sudah tiba di Bandara Soetta pukul 01.00 WIB dini hari, Selasa (26/4/2022) lalu. Mereka, bahkan harus menginap di Bandara Soetta selama dua malam.
"Masih terkendala PeduliLindungi. Kalau semua lolos, masuk besok pagi pukul 07.00 WIB. Sampai ke Lombok pukul 10.00 WIT," ungkapnya.
Jasrodi cemas lantaran tahun ini kali pertama dirinya mudik ke Lombok setelah menjadi pekerja migran di Malaysia selama tiga tahun.
Dua tahun ke belakang dirinya tak bisa mudik lantaran semua akses bandara lockdown. Dia mengaku sangat bahagia ketika ada kebijakan soal diperbolehkannya mudik pada Lebaran tahun ini.
"Senang lah, cuma satu kali ini mudik. Dulu pas mudik pas dua tahun mau pulang, tiket kena cancel di Malaysia, gara-gara Covid-19 gak jadi pulang. Tahun kedua beli tiket lagi, ketunda lagi," bebernya.
"Tiketnya hangus, mudiknya gak jadi. Tahun ini beli tiket dan bisa pulang ke Lombok bareng sama yang lain," sambung bapak anak satu ini.
Kini, pria 27 tahun itu bersama kawan-kawannya berharap tetap bisa mudik ke Lombok dan dapat berkumpul dengan keluarga.
"Masih diproses sama teman-teman, semoga dipermudah dan kami dapat pulang ke Lombok," harapnya. [qnt]