Sebelumnya, video pernyataan Nusron yang menyebut semua tanah adalah milik negara viral di media sosial dan menuai reaksi keras publik.
Ucapan itu disampaikannya usai menghadiri acara Ikatan Surveyor Indonesia di Jakarta pada Rabu (6/8/2025).
Baca Juga:
Menteri Nusron Klarifikasi Soal Semua Tanah Milik Negara: Minta Maaf Cuma Candaan
Dalam kesempatan tersebut, Nusron awalnya menjelaskan kebijakan penertiban tanah telantar yang menurutnya memerlukan waktu 587 hari untuk ditetapkan sehingga tidak bisa serta merta langsung diambil alih negara.
"Jadi kalau sudah sampai dikasih surat cinta (peringatan), dia kemudian protes, berarti yang bersangkutan memang tidak punya niat untuk mendayagunakan dan memanfaatkan tanah," ujarnya.
Setelah itu Nusron mengatakan bahwa tanah pada dasarnya dimiliki negara, sementara masyarakat hanya menguasai setelah diberikan hak tertentu.
Baca Juga:
Konflik Dividen DNP Rp89 Miliar, Kuasa Hukum Dahlan Tantang Jawa Pos Tunjukkan Bukti
"Tapi perlu diketahui ya, tanah itu tidak ada yang memiliki, yang memiliki tanah itu negara, orang itu hanya menguasai, negara kemudian memberikan hak kepemilikan tertentu," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa kepemilikan tidak sah tanpa sertifikat hak milik meskipun tanah tersebut diwariskan dari leluhur.
"Jadi tidak ada istilah tanah kalau belum ada SHM-nya itu dia memiliki, tidak ada, 'ini tanahnya mbah-mbah saya, leluhur saya', saya mau tanya memang mbahmu, leluhurmu, dulu bisa membuat tanah? Tidak bisa membuat tanah," tutur Nusron.