Jokowi juga mengatakan kebijakan hiilirisasi nikel tidak hanya menguntungkan pengusaha tetapi juga negara.
Atas dasar itu, Jokowi menegaskan tetap akan menjalankan kebijakan yang membuat Uni Eropa protes dan membawanya ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Baca Juga:
Hadiri Pertemuan Informal Tingkat Menteri WTO, Wamendag: Momentum Akselerasi Kerja Sama Antar Negara
"Kenapa Uni Eropa ngamuk-ngamuk dan bawa kita ke WTO, ya karena itu karena dulu nilai tambah di sana bukan di sini, dia enggak mau jadinya kita digugat. Tapi kita lawan," kata dia.
Jokowi memaparkan sebelum hilirisasi, nilai ekspor hanya US$2,1 miliar atau Rp30 triliun per tahun. Setelah kebijakan hilirisasi dimulai pada 2020, nilai tambah melonjak ke US$33,8 miliar atau setara Rp510 triliun.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.