"Pemerintah
melihat komoditas pangan itu penting. Sehingga salah satu yang penting adalah
penyediaan beras dengan stok 1 juta - 1,5 juta ton," ujar Airlangga, dalam rakernas Kemendag 2021,
Kamis (4/3/2021).
Secara
terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, mengungkapkan,
impor itu diperuntukkan menambah cadangan beras atau iron stock guna memastikan pasokan terus terjaga.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
Stok
ini hanya akan dikeluarkan saat ada kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun
operasi pasar untuk stabilisasi harga.
"(Impor)
ini bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat
pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya,"
ujarnya, dalam konferensi pers virtual, Senin (15/3/2021).
Lutfi
mengatakan, opsi impor untuk memenuhi cadangan beras Bulog mencapai stok 1 juta - 1,5 juta ton sudah diputuskan sebelum dirinya menjadi Menteri
Perdagangan pada Desember 2020 lalu.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Saat
itu, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang meminta Bulog di tahun ini
menambah cadangan beras.
Pada
notulen disebutkan pengadaan beras bisa dipenuhi dari impor.
"Jadi
itu sudah ada sebelum saya datang (menjadi Mendag). Maka waktu saya datang,
saya melakukan penghitungan jumlahnya (stok beras pemerintah di Bulog),"
katanya, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin
(22/3/2021).